Umat Lintas Agama Bentuk Rantai Manusia di Depan Gereja Pakistan
MONDAY, 14 OCTOBER 2013
Total View : 1061 times
Sebagai bentuk perlawanan atas aksi kekerasan terhadap komunitas Kristiani dan respon pada peristiwa bom bunuh diri di Gereja All Saints
di Peshawar 22 September lalu, sekitar 300 orang dari lintas agama
seperti Islam, Kristen, dan Hindu saling bergandengan tangan membentuk
rantai manusia di depan Our Lady of Fatima Church, sebuah gereja yang terletak di Sector F-8/4, ibukota Islamabad, Pakistan, Minggu (13/10).
"Mereka
yang menebar ketakutan dan kekerasan telah salah paham terhadap
kesejatian ajaran Islam," ujar salah satu ulama yang berpartisipasi
dalam gerakan itu, Maulana Hassan, seperti dimuat The Express Tribune, Senin (14/10).
Di tempat dan waktu yang sama, wakil ketua Hindu Rights Movement, Ashok Chand dan Pendeta Rahmat Michael Hakim mewakili kelompok Kristen menyuarakan akan pentingnya perdamaian dan toleransi.
Sementara
itu, salah seorang jemaat gereja, Rubina Teressa mengaku dirinya begitu
ketakutan setelah peristiwa ledakan bom di Peshawar.
"Kami
beribadah seminggu sekali," ujar dia menahan tangis. "Tak seharusnya
umat pergi beribadah sambil berpikir, itu akan menjadi saat
terakhirnya."
Seperti diberitakan media-media setempat, pengeboman Gereja All Saint
disebut sebagai serangan terburuk pada umat Kristiani di Pakistan.
Sebab, peristiwa itu mengakibatkan lebih dari 80 jemaat tewas dan 150
lainnya cedera.
Di
saat kelompok intoleran melakukan aksi terorisme maka di saat itulah
setiap umat beragama harus bersatu padu. Sebab sesungguhnya yang mereka
lakukan adalah memberi rasa tidak nyaman dan aman kepada seluruh rakyat
tanpa terkecuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar