OBAMA MAKIN MENEKAN ISRAEL, MASA KESUSAHAN DI YERUSALEM DAN DI YUDEA SEGERA DIGENAPI ?
Propetik.com, 17 Januari 2013 – Obama seperti disebut sebagai mimpi buruk bagi Israel, semakin menjadi kenyataan. Jurnalis Jeffrey Goldberg memperingatkan, AS mungkin tidak lagi akan mendukung Israel di arena diplomasi internasional, seperti yang baru-baru ini terjadi di PBB soal status negara Palestina. Bahkan mungkin Obama akan memaksa Israel untuk melepaskan Yerusalem untuk Palestina.
Keretakan hubungan antara Presiden AS itu dengan PM Israel Binyamin Netanyahu semakin melebar. Baru-baru ini jurnalis Jeffrey Goldberg dari The Atlantic Magazine, menulis di Bloomberg View, bahwa Presiden AS Barack Obama mengatakan berulang kali bahwa, “Israel tidak tahu apa kepentingan terbaiknya sendiri”, ketika diberitahu tentang keputusan Israel untuk melanjutkan rencana pembangunan di wilayah yang disebut area E1.
Area E1 adalah wilayah di sebelah timur kota tua Yerusalem ini, adalah termasuk bagian wilayah yang dipersengketakan antara Israel dan Palestina. Dunia Internasional telah menekan Israel untuk menghentikan pembangunan di wilayah-wilayah Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan di kota tua Yerusalem, untuk kepentingan wilayah negara Palestina. Sedang Israel melihat Yerusalem dan Yudea serta Samaria merupakan wilayah sah Israel sejak zaman Perjanjian Lama.
Amerika Serikat dibawah presiden-presiden sebelumnya merupakan negara sekutu dekat Israel, yang selalu berada di samping Israel baik dalam arena diplomasi bahkan dalam kancah konflik bersenjata. Namun sejak naiknya Obama menjadi presiden AS, Gedung Putih telah bergeser cukup signifikan. Hal ini tergambar dari kebijakan Obama yang meminta Israel mundur ke perbatasan Pra-1967 – yang berarti Israel harus menyerahkan Yerusalem, Yudea dan Samaria (hal inikah yang kelak akan menyebabkan penganiayaan di Yudea sesuai Matius 24:16 ? baca beritanya).
Pergeseran sikap AS tergambar jelas ketika AS enggan menggunakan hak vetonya, ketika Palestina mengabaikan syarat pembicaraan damai dan memilih maju langsung ke PBB untuk meminta pengakuan status kenegaraannya pada November 2012. Goldberg memperingatkan, AS mungkin tidak lagi akan mendukung Israel di arena diplomasi internasional, seperti yang baru-baru ini terjadi di PBB soal status negara Palestina.
“… dalam hal perlindungan diplomatik Amerika – di antara negara-negara Eropa dan terutama di PBB – Israel mungkin suatu hari segera melihat perubahan yang signifikan.” Bahkan Goldberg menyatakan, Obama akhirnya mungkin akan mendikte ”visi publik seperti apa negara Palestina akan terlihat, di mana ia akan menegaskan, harus Ibukotanya di Yerusalem Timur”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar