Aksi Konglomerat Australia Untuk Hapus Perbudakan
TUESDAY, 18 MARCH 2014
Total View : 844 times
Andrew Forrest, seorang konglomerat tambang asal Australia meluncurkan sebuah organisasi untuk mengakhiri perbudakan modern. Global Freedom Network ini mendapatkan dukungan dari Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, diluncurkan di Vatikan. Paus Fransiskus, Uskup Agung Canterbury Justin Welby, dan Imam Besar al-Azhar duduk dalam dewan pimpinannya.
Diperkirakan saat ini sedikitnya ada 29 juta orang yang masih hidup dalam kondisi perbudakan. Karena itu, para pemimpin agama tersebut diajak untuk bergabung. Forrest mengatakan, kampanye itu akan disebar ke gereja-gereja dan masjid-masjid di seluruh dunia.
Menurut Global Slavery Index yang disusun oleh Walk Free Foundation yang dibentuk Forrest tahun 2012 lalu, di Pakistan dan India saja ada sekitar 16 juta orang yang diperbudak. Karena itu, dia merencanakan untuk membebaskan 2,5 juta orang dari perbudakan di Pakistan Januari 2014 lalu.
Caranya, Forrest memberi akses ke teknologi Australia kepada Pakistan, teknologi yang mengubah batubara muda menjadi diesel. Imbalannya, Pakistan setuju untuk mengeluarkan UU pelarangan perbudakan atau kerja paksa untuk membayar utang.
Adapun motivasinya yaitu ketika dia bertemu dengan anak perempuan yatim piatu 9 tahun dari Nepal yang menjadi korban perdagangan manusia.
Pengusaha Australia ini sebelumnya juga melakukan aksi sosial dengan membiayai prakarsa yang bernilai jutaan dolar untuk membuka lapangan kerja bagi penduduk asli Australia, suku Aborigin. Yesus katakan, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Mungkin inilah kasih yang ditunjukkan Forrest kepada sesamanya manusia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar