Rumah Kesatuan 3 In 1 Bagi Kristen, Islam, dan Yahudi
MONDAY, 23 JUNE 2014
Total View : 106 times
Sebuah bangunan berdiri di Kota Berlin, Jerman sebagai ungkapan pemersatu meski berbeda keyakinan. Bangunan itu digunakan sebagai tempat beribadah bagi semua umat dari agama Kristen, Islam, maupun Yahudi. Jerman membuat sejarah keagamaan melalui tempat ini.
Untuk arsitektur bangunan ini, dilakukan kompetisi dan pemenangnya pun sudah ditentukan yaitu Wilfried Kuehn. Rancangannya berupa sebuah gedung batu bata dengan menara tengah yang tinggi langsing. Bangunan ini berada di Petriplatz, pusat kota Berlin. Dalam bangunan tersebut akan dibagi empat ruangan, yakni bangunan A yang terletak di tengah yang dipakai untuk pertemuan semua warga, termasuk atheis. Bangunan B bagi umat Islam, bangunan C untuk gereja, dan bangunan D untuk sinagog.
"Dari sudut pandang Yahudi, kota tempat penderitaan warga Yahudi direncanakan, sekarang menjadi kota dimana dibangun pusat tiga agama monoteistik yang membentuk kebudayaan Eropa," ujar Rabi Tovia Ben Chorin, salah satu pemimpin agama yang terlibat.
Kadir Sanci, sebagai imam umat Islam mengatakan bahwa Rumah Kesatuan (Berlin House of One) tersebut adalah "isyarat kepada dunia bahwa mayoritas agama Islam cinta perdamaian dan tidak menyukai kekerasan."
Adapun ide pembuatan rumah ibadah 3 in 1 ini berasal dari Pendeta Gregor Hohberg, seorang pemuka agama Protestan asal Berlin. Dia meminta sebuah ibadah 3 in 1 di lokasi pembangunan gereja pertama dan bersejarah di Berlin, Santo Petri, yang dibuat pada abad 12, namun hancur akibat Perang Dunia Kedua saat tentara komunis menguasai Berlin. Puing-puing gereja tersebut ditemukan kembali enam tahun lalu dan saat itulah si Pendeta melontarkan idenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar