Sabtu, 26 Oktober 2013
Rabu, 16 Oktober 2013
Sekolah Pakistan Ajarkan Murid untuk Bunuh Orang Kristen
Sekolah Pakistan Ajarkan Murid untuk Bunuh Orang Kristen
Related Articles
MONDAY, 14 OCTOBER 2013
Total View : 1584 times
Beberapa buku pelajaran di sekolah Pakistan kini berisi pesan mengerikan bahwa jika ingin menjadi martir (mati syahid), seseorang harus membunuh orang Kristen.
Menurut laporan yang disusun oleh Middle East media Research Institute (MEMRI), banyak buku pelajaran di Pakistan yang mengusung trend Muslim dan mempromosikan kebencian serta jihad di kalangan murid-murid sekolah dasar (SD). Kaum non-Muslim Pakistan juga diwajibkan belajar dari buku-buku tersebut semenjak usia muda.
"Selama sejarah Pakistan, sejak negara ini berdiri pada 1947, suara kebencian terhadap kaum non-Muslim telah menjadi fenomena yang normal di masyarakat Pakistan," demikian isi laporan.
Dalam laporan itu juga disebutkan, kelompok-kelompok Muslim Pakistan tengah melancarkan "serangan" melawan non-Muslim serta beberapa aliran Muslim seperti Ahmadiyah dan Syiah, yang dianggap sebagai "bukan Muslim sesungguhnya".
Menurut laporan, perlawanan antaragama ini merebak lantaran media nasional dan independen, serta pemerintah dan pemimpin agama telah mengesahkan kebencian terhadap agama minoritas. Tak heran jika gelombang penganiayaan terhadap Kristen Pakistan, Hindu, Muslim Syiah dan Ahmadiyah bermunculan di penjuru Pakistan.
Sejumlah pihak juga mengklaim bahwa anak-anak telah dipaksa untuk pindah agama ke Islam saat mereka duduk di bangku sekolah.
Uskup Agung Karachi, Joseph Coats mengiyakan keadaan tersebut. Menurut uskup yang juga mengepalai Dewan Uskup Pakistan ini, banyak murid sekolah yang berada dalam tekanan untuk pindah agama ke Islam, terutama mereka yang masih muda.
"Kehidupan sehari-hari kaum agama minoritas di Pakistan ditandai dengan kemelaratan, ketidakadilan, dan diskriminasi. Dalam buku sekolah, kaum non-Muslim dikenal sebagai warganegara kelas dua. Para guru berulangkali meminta siswa-siswinya untuk menulis karangan seperti: "tuliskan sebuah surat kepada temanmu untuk mendorong dia agar pindah ke Islam"," kata Uskup Joseph kepada agen berita Italia, AKI.
Aniaya terhadap pengikut Kristus merupakan hal yang telah diperingatkan oleh Yesus sejak duaribu tahun lalu. "Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku," demikian kata Yesus di Lukas 21:12.
Puji syukur kepada-Nya, kita tetap mendapatkan penghiburan dan penguatan melalui Dia. "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (Matius 5:10-12)
Jutaan Umat Kristen Doakan Kedamaian Yerusalem
Jutaan Umat Kristen Doakan Kedamaian Yerusalem
Related Articles
TUESDAY, 08 OCTOBER 2013
Total View : 1089 times
Minggu (6/10) kemarin jutaan orang dan ribuan gereja dari seluruh dunia berdoa untuk Yerusalem. Hari doa sedunia untuk Yerusalem dilakukan dalam rangka memenuhi amanat alkitabiah yang ada di Mazmur 122:6 untuk mendoakan kedamaian kota tersebut.
Pencetus diadakannya Hari Doa Sedunia untuk Yerusalem, Robert Stearns mengatakan, "Kami berkumpul bersama pada setiap minggu pertama di bulan Oktober di seluruh dunia, 174 negara ikut serta, dimana hampir 300,000 gereja di seluruh dunia ikut berdoa untuk Yerusalem tahun lalu."
Sterns mengatakan kegiatan doa tersebut dilakukan secara serentak di seluruh dunia. "Mereka tidak bertemu secara bersama-sama di kota Yerusalem tetapi di masing-masing gereja lokal mereka. Tidak masalah dari mana asal gereja mereka, apakah Presbytarian, Methodist, atau apapun itu, biar amanat yang ada di Mazmur 122:6 tergenapi," ungkap Sterns kepada CBN News.
Sterns mengungkapkan sangat penting untuk mendoakan Yerusalem terutama pada masa sekarang ini. "Ada banyak peristiwa yang terjadi, khususnya Israel. Perang, kerusuhan, dan banyak kejadian lainnya. Biarlah doa kita ini menjadi dampak perubahan bagi dunia dan Shalom akan didengungkan dari Yerusalem kepada dunia," tutupnya. "Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa."
Gereja Perth Australia Dukung Hubungan Gay
Gereja Perth Australia Dukung Hubungan Gay
Related Articles
TUESDAY, 08 OCTOBER 2013
Total View : 808 times
Dukungan agar hubungan sesama jenis (homoseksual) diakui secara hukum diberikan oleh Gereja Anglikan yang berada di Perth, Australia. Dalam voting yang dilaksanakan belum lama ini, dua pertiga suara perwakilan sinode meminta Keuskupan Perth menyetujui kaum gay dan lesbian mendapat legalitas berelasi yang sama seperti halnya kaum heteroseksual.
"Kami menyampaikan sebuah mosi yang mengatakan bahwa Gereja Anglikan dan Keuskupan Perth mau mengakui bahwa pengakuan hukum atas hubungan sesama jenis dapat hidup berdampingan dengan pengakuan hukum pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita," ungkap Pendeta Chris Bedding, Rektor dari Darlington – paroki gereja Anglikan Bellevue.
"Itu sudah sejak setahun lalu, pada dasarnya telah diveto oleh Uskup Agung dan diajukan lagi tahun ini dan halangannya bahkan lebih banyak," lanjut Pendeta Bedding.
Pendeta Bedding mengungkapkan dirinya sangat yakin Uskup Agung Perth, Roger Herft, kali ini akan menerima mosi yang mereka utarakan.
"Hal ini bisa jadi berubah dalam setahun atau bisa jadi tidak. Satu hal yang berubah adalah suara meningkat diantara kaum awam dan rohaniawan," ungkapnya.
"Juga suatu kemungkinan kalau Uskup berubah pikiran selama setahun terakhir," ucap Bedding.
Walau sinode Anglikan di Perth Australia telah mengeluarkan mosi, tetapi penentu apakah hal itu bakal diberlakukan atau diadopsi oleh gereja-gereja Anglikan di Perth Australia tetap berada di tangan Uskup Agung Roger Herft.
Uskup Agung Roger Herft memiliki 30 hari untuk menyetujui atau memberikan pendapat berbeda dengan perwakilan sinode.
Kompromi terhadap apa yang sudah dilarang di dalam Alkitab berpotensi mengaburkan kebenaran yang Tuhan sudah tetapkan. Gereja perlu berhati-hati terhadap hal ini karena salah dalam mengambil sikap dapat mengombang-ambingkan iman dan bahkan menyesatan orang-orang percaya kepada Yesus Kristus.
Muslim Suriah Percaya Yesus setelah Sembuh dari Sakit
Muslim Suriah Percaya Yesus setelah Sembuh dari Sakit
Related Articles
MONDAY, 07 OCTOBER 2013
Total View : 1516 times
Seorang mantan penganut Muslim asal Suriah, Karim Shamsi-Basha, mengungkapkan kisahnya menjadi Kristen. Melalui bukunya yang bertitel Paul and Me (Paulus dan Saya), Shamsi-Basha menceritakan bagaimana penyakit otak yang dideritanya telah membuatnya bertemu dengan Yesus.
Paul and Me berisi kisah Shamsi-Basha saat ia koma hampir sebulan lamanya akibat penyakit aneurisma otak. Setelah dia mengalami pemulihan total, ahli bedah otak memberitahu dia bahwa sangat sedikit orang yang bisa pulih seperti yang dia alami. Sang ahli bedah berkata kepada Shamsi-Basha, "Kamu harus mencari tahu mengapa kamu bertahan hidup."
Sejak peristiwa itu itu, Shamsi-Basha menghabiskan hampir 2 dasawarsa hidupnya untuk mencari tahu tentang Yesus dan mempelajari apa tujuan hidupnya. Kini Shamsi-Basha memiliki visi hidup "membagikan kasih Tuhan kepada orang-orang dan membuat mereka tahu bahwa Dia mencintai semua anak-anak-Nya."
Buku Paul and Me dirilis bulan Agustus 2013 lalu. Selain berisi perjalanan pribadi Shamsi-Basha sampai dia menemukan Tuhan, buku ini juga memuat beberapa sudut pandang teologi mengenai Paulus, mantan penganiaya orang Kristen yang akhirnya bertobat dalam perjalanan menuju Damaskus, kota kuno yang terletak di Suriah.
Shamsi-Basha lahir dan tumbuh besar di sebuah keluarga Muslim di Suriah. Dia dan keluarganya cukup toleran dengan berbagai agama dan kepercayaan. Dua orang sahabat Shamsi-Basha adalah penganut Kristen dan mereka sering melakukan diskusi seputar agama mereka masing-masing.
Tuhan memiliki cara-cara yang tak terhitung banyaknya untuk membawa manusia berdosa datang kepada-Nya. Dia bisa memakai penyakit, keberhasilan, musibah, atau orang-orang di sekitar kita supaya kita bisa mengenal Dia, Sang Juruselamat Agung. Problem selanjutnya adalah pilihan kita sendiri: apakah kita bersedia membuka pintu hati dan membiarkan Dia masuk ke dalamnya? Atau, menolak Dia dan berupaya mencari jalan-jalan lain menuju keselamatan?
Umat Kristen Bangladesh Terancam Tidak Dapat Beribadah
Umat Kristen Bangladesh Terancam Tidak Dapat Beribadah
Related Articles
SUNDAY, 06 OCTOBER 2013
Total View : 955 times
Sebuah kantor pemerintahan di Bangladesh pusat dilaporkan telah menghentikan pembangunan sebuah gereja, memaksa umat Kristen yang ada disana melakukan ibadah di Mesjid dan mengancam mengusir mereka dari desanya, menurut World Watch Monitor (3/10).
Pembangunan gereja Tangail Ecangelical Holiness di desa Bilbathuagani telah dimulai sejak 8 September lalu oleh sekelompok umat Kristen yang terdiri dari 25 orang. Kelompok ini dikabarkan sempat melakukan pertemuan ibadah secara sembunyi selama 3 tahun untuk menghindari pemerintah.
Pada 13 September lalu, ketua dewan setempat, Rafiqul Islam Faruk mengumpulkan sekitar 200 demonstran untuk mendemo pembangunan gereja tersebut. Jumlah ini ternyata bertambah dan lebih dari 1,000 umat mayoritas menuntut pemerintah lokal agar membatalkan pembangunan gereja. "Ketua dewan dan para imam Mesjid menginterogasi saya karena menganut agama Kristen. Mereka menanyakan mengapa saya menjadi seorang Kristen. Adalah dosa terbesar meninggalkan agama mayoritas dan menjadi Kristen. Jika saya tidak menjadi agama saya yang dulu, mereka akan memukul saya, membakar rumah saya, dan menjauhkan saya dari masyarakat," kata Mokrom Ali (32), salah satu jemaat gereja kepada World Watch Monitor.
Mokrom mengaku dirinya sempat berpura-pura untuk pindah ke agama sebelumnya namun imannya kepada Kristus, diakuinya tetap ada dan terus ada. "Iman di dalam Kristus adalah mata air hidup saya. Sekarang saya bukan seorang beragama mayoritas. Saya seorang Kristen," katanya.
Penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Bangladesh memang berat dan tidak mudah. Namun percayalah sebab segala pekerjaan yang kita lakukan untuk Tuhan tidak akan sia-sia. Oleh karena itu, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya (1 Petrus 4:13).
Umat Kristen Mesir Dipaksa Bayar Pajak 300 Ribu Per Hari
Umat Kristen Mesir Dipaksa Bayar Pajak 300 Ribu Per Hari
Related Articles
WEDNESDAY, 18 SEPTEMBER 2013
Total View : 1495 times
Sejak diambil alih, 20.000 umat Kristen Koptik di Dalga mengalami penganiayaan. Sesaat setelah Morsi turun tahta, para penyerang merusak institusi Kristen, mencuri peralatan gereja dan membakar gedung setelah mereka selesai mencuri. "Mereka tidak ingin melihat umat Kristen punya kekuatan apapun, tidak peduli betapa sederhananya itu," kata Yoannis, pendeta Ortodoks Koptik. Selain gereja, banyak rumah dan tempat bisnis umat Kristen yang diserang.
Sebanyak 40 keluarga sudah pergi dari kota tersebut saat penyerangan terjadi, namun masih banyak yang tersisa. Mereka dipaksa masuk Islam, para wanita seringkali menjadi target serangan verbal, dan mereka juga dipaksa untuk membayar pajak "penundukan" jika tetap berpegang teguh pada iman mereka.
Pajak ini, yang dikenal dengan pajak jizya, punya akar sejarah dalam politik Islam. Jizya dulunya adalah penaklukan non Muslim yang harus membayar tuan tanah Muslim dengan kerelaan ditundukkan agar keamanan mereka tetap terjaga, menurut Raymond Ibrahim, yang punya garis keturunan Koptik. Jika mereka beralih ke Islam, maka pajak ini tidak perlu lagi dibayar.
Para penyerang Dalga, kota yang berpenduduk 120.000 itu memberikan pajak yang berbeda-beda untuk setiap umat Kristen. "Pembayaran pajak dari satu tempat ke tempat lainnya berbeda-beda, beberapa membayar 200 pound Mesir setiap harinya, beberapa lagi 500," kata Yunis Shawqi, seorang pendeta yang diterjemahkan oleh penerjemah. Sebagai informasi tambahan, 200 pound Mesir sama dengan Rp 300 ribu. Jadi sekitar Rp 9 juta per bulan. Mereka yang menolak membayar pajak akan diserang, menurut beberapa laporan.
Penganiayaan umat Kristen di Mesir makin bertambah. Mereka secara terang-terangan diserang karena iman mereka, padahal dunia menjunjung tinggi hak beribadah. Bahkan ketika seseorang tak percaya Tuhan pun diberikan kebebasan. Namun, mereka malah dianiaya dan tidak ada yang membela mereka. Biarlah mereka dibela oleh Tuhan dan Tuhan perlihatkan kuasa-Nya. Biarlah mereka juga kuat imannya di dalam Tuhan Yesus. Pray for Mesir.
Gereja Amerika Targetkan 1 Juta Orang Kembali Beribadah
Gereja Amerika Targetkan 1 Juta Orang Kembali Beribadah
Related Articles
SUNDAY, 15 SEPTEMBER 2013
Total View : 1062 times
Lebih dari satu juta orang Amerika diharapkan menghadiri gereja pada akhir pekan ini melalui gerakan National Back to Church Sunday. Lebih dari 20.000 gereja ikut serta dalam gerakan yang di desain untuk memberdayakan anggota gereja untuk mengundang teman, keluarga, tetangga dan rekan kerja untuk menghadiri ibadah pujian dan penyembahan yang istimewa.
Jumlah gereja yang terlibat pada tahun 2013 ini meningkat drastis dari tahun 2012 lalu yang hanya diikuti 13.100 gereja.
"Saya pikir mungkin alasan terbesar pertumbuhan ini karena hal ini berhasil," demikian pernyataan Scott Evans, CEO Outreach Inc yang dikutip Christian Post, Sabtu (14/9) lalu.
Outreach Inc adalah lembaga pendiri gerakan National Back to Church Sunday (NBCS). Gereja yang berpartisipasi pada tahun lalu melaporkan bahwa kehadiran di gereja mereka meningkat sebesar 38 persen pada saat NBCS.
Acara tahunan ini pertama kali dimulai pada tahun 2009 sebagai respon atas hasil survei LifeWay Research yang menyatakan bahwa 82 persen orang Kristen Amerika tidak kegereja karena tidak ada orang yang mengundang mereka. Survei yang sama juga mengungkapkan bahwa hanya dua persen anggota gereja yang aktif mengundang orang yang dikenalnya ke gereja.
Salah satu dampak positif dari gerakan ini menurut Scott Evans adalah banyak gereja mulai bekerja sama untuk menjangkau komunitasnya dan menembus batas tembok denominasi.
Banyak orang yang menantikan kabar baik, untuk itu sudah saatnya umat Tuhan pergi untuk memberitakan kepada mereka dan mengundang mereka untuk datang ke rumah Tuhan menikmati perjamuan kasih dan juga jamahan-Nya.
Koin Emas Berlambang Yahudi Ditemukan di Masjid Aqsa
Koin Emas Berlambang Yahudi Ditemukan di Masjid Aqsa
Related Articles
SATURDAY, 14 SEPTEMBER 2013
Total View : 1408 times
Di bagian selatan halaman Masjidil Aqsa, Yerusalem, Senin lalu (9/9) ditemukan medali emas dan aksesoris emas lainnya peninggalan era Bizantium. Sejumlah emas yang ditemukan ini memiliki gambar atau simbol bangsa Yahudi. Selain itu, koin emas pun ditemukan. Medali dan koin emas yang ditemukan ini dipercaya sebagai peninggalan kekaisaran Romawi Timur.
Arkeolog Israel menggali dan menemukan harta tersebut. Salah satu arkeolog dari Universitas Ibrani Yerusalem, Eilat Mazar menunjukkannya kepada wartawan. Ada 36 koin emas, sebuah medali emas bergambar sebuah lilin ritual Yahudi, dan satu set perhiasan emas dan perak. Harta tersebut ditemukan sekitar 50 meter dari dinding selatan di komplek Masjid Aqsa, yang dikenal sebagai Temple Mount dan dihormati sebagai situs tempat ibadah Yahudi bagi raja Salomo dan Herod. Mazar memperkirakan harta itu tertinggal ketika Persia menguasai Yerusalem pada abad ke-614 Masehi.
"Sepertinya penjelasannya yang paling mungkin adalah bahwa…simpanan itu ditujukan sebagai kontribusi untuk pembangunan sebuah sinagog baru, di sebuah tempat yang dekat dengan Temple Mount," kata Mazar. "Satu-satunya hal yang jelas adalah misi mereka – apapun itu – tidak berhasil. Harta itu terabaikan, dan pemiliknya tidak pernah bisa kembali untuk mengambilnya." katanya lagi.
Bisa jadi ini membuktikan bahwa di sana pernah didirikan bangunan bersejarah yang dipercaya sebagai Bait Allah, yang didirikan oleh Salomo untuk Allah. Sebab, di Alkitab juga diceritakan bahwa para orang Yahudi setelah dibuang di Babel kembali mendirikan Yerusalem. Mungkin mereka mencoba mendirikan kembali namun gagal seperti yang dikatakan Mazar.
Jika AS Serang Suriah, Umat Kristen Terancam
Jika AS Serang Suriah, Umat Kristen Terancam
Related Articles
Mantan Kepala Sekolah Gugat Perhimpunan Pendidikan Kristen Surakarta
Gereja Jangkau Remaja Kristen Lewat Komunitas
Umat Lintas Agama Bentuk Rantai Manusia di Depan Gereja Pakistan
WEDNESDAY, 11 SEPTEMBER 2013
Total View : 1656 times
Direktur pengembangan masyarakat dan bantuan di Lebanese Society for Educational and Social Development, Rupen Das mengatakan bahwa jika Amerika Serikat menyerang Suriah maka umat Kristen disana akan terancam dan banyak warga sipil lainnya yang kemungkinan akan menjadi korban.
Das mengingatkan bahwa serangan AS ke Suriah justru akan membuat kaum pemberontak yang banyak dinataranya adalah Anti-Kristen akan menargetkan umat Kristen menjadi buruannya. "jika pasukan pemerintah melemah, ada indikasi bahwa kelompok radikal akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan serangan kepada komunitas Kristen dan Alawi," kata Das.
Das yang menjadi salah satu relawan bagi pengungsi di Suriah meminta agar dunia segera mengirimkan bantuan kemanusiannya bagi para pengungsi yang kini begitu kekurangan. Apalagi menghadapi musim dingin yang akan segera tiba, ditambah tidak terlihatnya akhir dari perang berdarah ini.
Das bukanlah orang pertama yang memperingatkan hal ini. Geoff Tunnicliffe dari World Evangelical Alliance juga telah mengirim pesan ke Gedung Putih bahwa intervensi militer AS ke Suriah akan memiliki efek yang membahayakan bagi kehidupan umat Kristen di wilayah itu.
Kesombongan dan keserakahan dalam mengeruk kepentingan kelompok dan pribadi dengan mengorbankan orang lain adalah tindak kejahatan kemanusiaan yang perlu ditindak. Tidak hanya umat Kristen yang akan jadi korban jika serangan ini dilaksanakan, namun warga sipil lainnya, anak-anak dan para perempuan akan menjadi korban.
Direktur pengembangan masyarakat dan bantuan di Lebanese Society for Educational and Social Development, Rupen Das mengatakan bahwa jika Amerika Serikat menyerang Suriah maka umat Kristen disana akan terancam dan banyak warga sipil lainnya yang kemungkinan akan menjadi korban.
Das mengingatkan bahwa serangan AS ke Suriah justru akan membuat kaum pemberontak yang banyak dinataranya adalah Anti-Kristen akan menargetkan umat Kristen menjadi buruannya. "jika pasukan pemerintah melemah, ada indikasi bahwa kelompok radikal akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan serangan kepada komunitas Kristen dan Alawi," kata Das.
Das yang menjadi salah satu relawan bagi pengungsi di Suriah meminta agar dunia segera mengirimkan bantuan kemanusiannya bagi para pengungsi yang kini begitu kekurangan. Apalagi menghadapi musim dingin yang akan segera tiba, ditambah tidak terlihatnya akhir dari perang berdarah ini.
Das bukanlah orang pertama yang memperingatkan hal ini. Geoff Tunnicliffe dari World Evangelical Alliance juga telah mengirim pesan ke Gedung Putih bahwa intervensi militer AS ke Suriah akan memiliki efek yang membahayakan bagi kehidupan umat Kristen di wilayah itu.
Kesombongan dan keserakahan dalam mengeruk kepentingan kelompok dan pribadi dengan mengorbankan orang lain adalah tindak kejahatan kemanusiaan yang perlu ditindak. Tidak hanya umat Kristen yang akan jadi korban jika serangan ini dilaksanakan, namun warga sipil lainnya, anak-anak dan para perempuan akan menjadi korban.
Dua Gereja Katolik Bangor Terancam Ditutup
Dua Gereja Katolik Bangor Terancam Ditutup
Related Articles
WEDNESDAY, 11 SEPTEMBER 2013
Total View : 1391 times
Dua gereja Katolik di Bangor, Maine terancam ditutup karena mengalami penurunan jemaat yang signifikan. Kedua gereja yang rencananya akan ditutup ini adalah St David dan St Mary.
Menurut data yang diperoleh oleh gereja,Seperti yang dilansir BBC,Selasa (10/9), jemaat yang hadir beribadah setiap minggunya di lima gereja di wilayah Bangor hanya berkisar 170 orang saja. Lantas dengan kondisi ini, mendorong gereja untuk melakukan rencanareformasi dan modernisasi demi masa depan gereja kedepan.
Menurut Uskup Bangor, pendeta Andrew John, rencana penutupan ini tentunya akan menimbulkan kesedihan bagi para jemaat gereja. Namun, kenyataan bahwa penurunan jemaat sangat berdampak pada minimnya keuangan gereja yang tidak lagi mampu memenuhi biaya operasional.
Rencananya, kedua jemaat St Mary dan St David akan dipindahkan ke Katedral Bangor yang hanya berjarak sekitar 2.5 kilometer.
"Kami menerima dan mengakui bahwa rekomendasi ini akan mengakibatkan kesedihan dan duka bagi seluruh jemaat gereja, namun mereka tetap diundang untuk beribadah ke Katedral setiap minggunya," ungkap uskup.
Untuk diketahui, rencana penutupan gereja ini merupakan kali ketiga sejak tahun 1960. Namun, hingga saat ini isu tersebut kembali muncul. Kondisi penurunan jemaat di sejumlah gereja baik di Inggris maupun Amerika memang sudah sangat terasa dalam beberapa tahun ini.
Belum ditemukan penyebab konkret penurunan signifikan jemaat tersebut, namun fenomena ini menandakan perlunya sebuah reformasi baru bagi gereja untuk kembali membangkitkan iman dan kepercayaan umat Kristen di negara tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)